Kamis, 14 Januari 2016

Karakteristik Media Tiga Dimensi

Karakteristik Media Tiga Dimensi



1.      Model Padat (Solid Model)
Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang
studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan lebih mantap.
2.      Model Penampang (Cutaway Model)
Model penampangdibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan untuknya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.
3.      Model Susun (Builed-Up Model)
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
  1. Model Kerja (Working Model)
Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat mendorong rasa keingintahuan siswa.
5.      Diorama
Diorama adalah merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah.
6.      Widya wisata.
Widya wisata adalah suatu cara nyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada obyek yang akan dipelajariyag terdapat diluar kelas.
Pada umumnya memakai metode ini adalah karena obyek yang akan dipelajari hanya ada ditempat dimana obyek itu berada. Selain itu, pengalan langsung pada umumnya lebih baik dari pada tidak langsung.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
7.      Boneka
Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkan satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Agar penggunaannya menjadi efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang memainkannya.


Sumber Referensi: Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar